BAB 1 PONDOK PESANTREN ASWAJA/ KE-NU-AN SMA/MA/MAK KELAS X (SEPULUH) SEMESTER 1 KURIKULUM 2013







    Hi, sobat!
    Pada kesempatan kali ini, kami menyajikan Materi Ke-NU-An, Ahlussunah Waljama’ah An-Nahdliyyah untuk Kelas 10 Kurikulum 2013. Yuk simak penjelasanannya berikut ini!

    Pondok Pesantren: Pengertian, Sejarah Berdirinya, Klasifikasi, Dan Peranannya

    A. Pengertian Pondok Pesantren

        Kata pondok berasal dari bahasa arab funduq yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana. Sedangkan pesantren berasal dari kata santri dengan awalan ‘pe’ akhiran ‘an’ yang berarti tempat tinggal santri. Oleh karena itu, pondok pesantren merupakan tempat tinggal sementara untuk belajar agama Islam.
        Menurut istilah, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam, tempat para santri belajar agama Islam dan menerapkan ajaran Islam menjadi bentuk perilaku yang Islami. Menurut Imam Bawani M, pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam, umumnya dilakukan dengan cara nonklasikal. 
    Pada umumnya, sistem pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren dibagi menjadi dua yaitu bandongan (sistem weton) dan sorogan
    • Pertama, sistem bandongan atau sistem weton diajarkan dengan cara kiai membacakan, menerjemahkan, menerangkan dan mengulas kitab-kitab klasik, sedangkan santri menulis hal-hal penting petuah kiai. Cara bandongan juga disebut cara halaqoh, yang berarti lingkungan murid. Sebab para santri berkelompok belajar di bawah bimbingan seorang guru. 
    • Kedua, sistem sorogan, yaitu santri membaca ulang teks yang telah dipelajari, baik dihadapan kiai maupun dihadapan sesama santri. Pengajian sorogan biasanya hanya diberikan kepada santri-santri yang cukup maju, khususnya yang berminat untuk menjadi kiai.

    B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren 

    1. Asal Usul Pondok Pesantren

        Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam pertama kali didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim (Syekh Maghribi) yang berasal dari Gujarat. Beliau terkenal dengan julukan Spiritual Father atau Bapak Spiritual Walisongo. Disebut demikian, karena Syekh Maghribi menurunkan generasi yang ahli dalam agama Islam yang dikenal dengan sebutan “Walisongo” serta berperan besar dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, terutama di wilayah Gresik, Jawa Timur.
        Pada awalnya rintisan pesantren tidak hanya menekankan misi pendidikan, melainkan juga misi dakwah. Dalam perjalanannya, lembaga pendidikan agama Islam diteruskan oleh para kiai. Para kiai ini biasanya menyediakan tempat tinggal untuk para santri yang ingin menelaah kitab-kitab klasik dan kemudian dikenal dengan nama “pondok pesantren”. 
        Pondok pesantren yang didirikan oleh seorang kiai mendapatkan sambutan positif dari kalangan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ketika awal berdirinya pesantren, seorang kiai memilih tempat atau lokasi pesantren dari hasil wakaf para dermawan. Biasanya pesantren berdiri ketika kehidupan masyarakatnya banyak bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena itu, misi pesantren di samping membentuk santri agar menjadi orang yang berilmu dan berakhlakul karimah, juga menyebarkan syiar agama Islam agar taat dan patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan- Nya.


    2.  Dasar dan Tujuan Didirikan Pondok Pesantren

        Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan, didirikan atas dasar tafaqqohu fiddin, yakni kepentingan umat Islam untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam. Dasar yang digunakan adalah firman Allah dalam Q.S At Taubah: 122
    Artinya: ”Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” ( Q.S At Taubah: 122).
        Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa untuk mendalami ilmu agama Islam seseorang dapat mencari ilmu tersebut di pondok pesantren.
    Tujuan pondok pesantren ada dua, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.
    a. Tujuan umum pesantren adalah untuk membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupan dan mempersiapkan seseorang untuk menjadi manusia yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.

    b. Tujuan khusus pesantren yaitu:
    • Mendidik  santri  untuk menjadi seorang muslim yang bertakwa kepada Allah, berakhlak    mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan, dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang berdasarkan Pancasila.
    • Mendidik santri agar menjadi kader-kader ulama dan mubalig yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta, dan mengamalkan syariat Islam secara utuh dan dinamis.
    • Mendidik santri memiliki kepribadian dan semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa dan negara.
    • Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan, khususnya pem- bangunan material spiritual.
    • Mendidik santri agar dapat membantu peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dalam mensukseskan terwujudnya pembangunan bangsa dan negara.

    3. Prinsip-prinsip Pendidikan Pondok Pesantren

        Prinsip-prinsip pendidikan pondok pesantren terlihat dalam lima elemen dan pola hidup santri di antaranya yaitu:
    a. Adanya  kiai  sebagai  figure  central,  yaitu  seseorang  yang memiliki ilmu pengetahuan ilmu agama yang tinggi, menjadi panutan, memiliki peran dan tugas untuk membimbing serta mengajarakan ilmu agama kepada para santri. Di samping itu, seorang kiai juga berperan sebagai pusat penyelesain berbagai persoalan dan penentu kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran;
    b. Adanya masjid. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam dan para santri, juga sebagai tempat pembelajaran para santri; 
    c. Adanya  santri,  yaitu  mereka  sebagai  peserta  didik  yang
    menuntut ilmu pengetahuan agama kepada para kiainya dan mereka tinggal berdekatan dengan rumah kiai:
    d. Adanya  asrama, yaitu  tempat para santri melepaskan  lelah setelah seharian melakukan kegiatan pembelajaran;
    e. Adanya kitab kuning atau kitab klasik yang menjadi sumber pembelajaran para santri.

        Selain terdapat lima elemen pendidikan pondok pesantren di atas, terdapat juga beberapa pola hidup santri sehari-hari, yaitu:
    1. Hidup  seadanya,  baik  dalam  memenuhi  kebutuhan  hidup, maupun fasilitas belajar;
    2. Berjiwa ikhlas, yakni: jiwa yang tidak di dorong oleh ambisi apapun untuk memperoleh keuntungan tertentu, tetapi semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah;
    3. Berjiwa sederhana, namun tidak berarti miskin. Sederhana mengandung unsurkekuatan dan ketahanan hati, penguasaan diri dalam menghadapi berbagai persoalan dan tetap berjiwa besar. Berani maju dan pantang menyerah dalam menghadapi dinamika perkembangan sosial; 
    4. Berjiwa ukhuwah Islamiyah, yaitu; berjiwa demokratis yang tergambar dalam dialogis dan akrab antar komunitas pondok pesantren yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari. Keadaan tersebut akan mewujudkan suasana damai, senasib sepenanggungan dalam proses pembentukan dan pembangunan idealisme santri;
    5. Dididik untuk mandiri dengan tujuan untuk membentuk kondisi pondok pesantren sebagai institusi pendidikan Isslam yang merdeka, mandiri, dan tidak menggantungkan diri kepada bantuan dari pihak lain;
    6. Berjiwa bebas dalam memilih alternatif jalan hidup untuk masa depannya dengan jiwa bbesar dan sikap optimisme dalam menghadapi segala problematik hidup berdasarfkan nilai-nilai islam;
    7. Tergantung pada restu kiai (taat & takdim);
    8. Kebiasaan untuk melakukan amal shaleh, puasa, shalat, dan taqarub pada Allah;
    9. Kedisplinan sangat ditekankan dalam kehidupan pondok pesantren.

    C. Klasifikasi Pondok Pesantren 

        Secara garis besar, pondok pesantren dibagi menjadi 3 yaitu salaf, khalaf dan perpaduan salaf dengan khalaf
    1. Pesantren salaf adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai inti pendidikan pesantren tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. 
    2. Pesantren khalaf adalah pesantren yang telah memasukan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah yang dikembangkan secara klasikal. 
    3. Pondok pesantren perpaduan salaf dan khalaf adalah pondok pesantren yang tetap mengajarkan kitab kuning, juga mengajarkan mata pelajaran umum kepada para santri. 

    Ciri-Ciri Pesantren Salaf di antara yaitu:
    • Terbatas hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama (tafaqohu fiddin) yang ber­ sumber pada literature Islam klasik/ kitab.
    • Metode yang dipakai bandongan / wetonan sorogan dan hafalan dalam bentuk nadzom.
    • Santri dibiasakan hidup dalam kesalehan ritual (salat jamaah, salat lail, puasa sunah, dsb)
    • Tidak mengharapkan ijazah untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau menjadi pegawai negeri.
    • Para santri biasanya kembali ke tempat asal dan menjadi guru ngaji serta peran keagamaan lainya.
    • Sosok kiai sebagai pemimpin kharismatik yang dapat dijadikan sebagai panutan  para  santri  dan  peduli terhadap kehidupan masyarakat serta pengayom baik tikngkat local regional maupun global.
    • Sarana prasarana sederhana dan seadanya.
    • Jenjang pendidikan tidak dibatasi waktu, usia tetapi penguasaaan kitab ditentukan dari yang rendah sampai paling tinggi.

    Ciri-Ciri Pesantren Khalaf di antara yaitu:
    • Pondok pesantren mengajarkan ilmu agama dan pengetahuan umum dengan sistem pendidikan formal.
    • Metode yang dipakai menggunakan sistem klasikal (madrasah), kurikulum mata pelajaran umum dan keterampilan yang dipadukan dengan agama.
    • Kehidupan santri disesuaikan dengan program pendidikan nasional/pendidikan formal.
    • Ijazah diperlukan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
    • Lulusan pesantren diharapkan mampu menjadi cendekiawan muslim yang bermanfaat bagi masyarakat, agama dan negara.
    • Pemimpin pesantren yang responsiaf selalu berpegang kepada prinsip bahwa pesantren merupakan lembaga untuk memberikan pelayanan kepada komunitas pesantren dan masyarakat.
    • Sarana prasarana lebih disesuaikan dengan kebutuhan santri agar KBM berjalan lancer dan memperhatikan kesehatan.
    • Jenjang pendidikan dibatasi dengan waktu dan usia.

    Ciri-Ciri Pesantren Perpaduan Salaf & Khalaf di antara yaitu:
    • Di samping mengajarkan ilmu agama yang bersumber dari kitab kuning, juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum.
    • Di samping pembelajaran meng- guna kan metode bandongan/ sorogan, hafalan, juga menggunakan metode-metode pembelajaran modern seperti: diskusi, ceramah, presentasi, dsb.
    • Disamping santri dibiasakan ber- sifat kesalehan ritual individual, juga menumbuhkan kesalehan sosiaal.
    • Memiliki keilmuan dari kitab-kitab kuning dan mencari penghidupan dari pemerintah (menjadi PNS)
    • Alumni  santri  boleh  kembali ke daerah (tempat asal) untuk melakukan pembaruan kehidupan, sehingga daerah tersebut menjadi gai maju.
    • Kepemimpinan pesantren dilakukan s ecara kolektif, dengan tetap menempatkan kiai sepuh (paling tua) sebagai acuan utama.
    • Sarana  prasarana  pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan dengan tetap berprinsip kesederhanaan dan kehematan.
    • Jenjang pendidikan dibatasi oleh waktu minimal, tetapi memberikan kesempatan bagi yang proses belajarnya kurang standard.




     

    Sumber:
    Sukarja Salam, Sigit Purnama, Ponijo, dkk. (2017). Ke-NU-An, Ahlussunah Waljama’ah An-Nahdliyyah untuk Kelas 10 SMA/MA/MAK Kurikulum 2013. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta

    Demikian, Materi Ke-NU-An, Ahlussunah Waljama’ah An-Nahdliyyah untuk Kelas 10 SMA/MA/MAK Kurikulum 2013 Semester 1 Bab 1 Pondok Pesantren yang dapat kami sajikan. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita dalam mempelajari Ahlussunah Waljama’ah An-Nahdliyyah. Terima kasih 😊

    Post a Comment

    "Terima kasih Anda telah mengunjungi blog kami. Kami berharap Anda dapat memberikan saran, kritik, ataupun dukungan yang positif dan membagun agar kami dapat melakukan perbaikan pada artikel blog kami."

    Lebih baru Lebih lama